Selasa, 30 Oktober 2012

Di Iran, Tak ada Twitter dan Facebook






DheKyTech – Setelah dilansir dalam sebuah pengujian yang telah dilakukan oleh wartawan yang ada di salah satu website yang top di Indonesia, ternyata di negara Teheran diberlakukannya pengawasan ketat pemerintah Iran juga berlaku di dunia maya.

Saat KTT gerakan Non-Blok ke-XVI di Teheran yang dihadiri Wakil Presiden Boediono, para wartawan mencoba membuka Twitter namun tak berhasil. Jika alamat twitter dimasukkan dalam browser maka yang terjadi adalah di dalam timeline dan gambar burung kecil berwarna biru tersebut yang merupakan salah satu logo dari twitter tidak lagi terlihat. Malah yang ada hanya tulisan-tulisan berbahasa Iran, yang pada intinya melarang keras akan situs-situs popular dan juga hal ini dilakukan untuk mencegah pecahnya gelombang protes dari kelompok oposisi.

Namun ketika kami membuka sejumlah website yang namanya kurang begitu popular, seperti gateknoo.com ini, hal ini masih bisa dilihat jika diakses langsung dari masing-masing kanal.

Sebelumnya, pada (13/2) lalu memberitakan dalam rangka memperingati Revolusi Islam 1979, Iran memblokir sejumlah situs. Pemerintah Iran memperketat kontrol akses internet dan memastikan warganya tidak bisa mengakses situs-situs populer.

Media setempat mengungkapkan bahwa lebih dari 30 juta warga Iran melaporkan tidak bisa mengakses Facebook, Gmail, Yahoo, Hotmail dan sederet situs lainnya. Dikutip dari Hacker News, Senin (13/2/2012), pemblokiran dilakukan Iran sejak Kamis pekan lalu.

Dan setelah di beritakan bahwa  sampai sekarang, banyak warga Iran yang secara sembunyi-sembunyi melakukan jalan alternatif guna menembus dinding lolos sensor pemerintah. Namun kini tidak lagi bisa dilakukan hal tersebut, dikarenakan diindikasikan adanya pelaporan oleh pengguna internet lain.

Iran memang sangat terlihat benar akan semua ambisinya untuk mengendalikan semua akses informasi bagi warganya. Saat ini negeri yang dipimpin Mahmoud Ahmadinejad itu tengah getol menguji internet domestik. Jaringan yang dirasa ‘halal‘ ini, nantinya akan membatasi warganya dalam melakukan koneksi dari situs asing. Seperti halnya Facebook dan Twitter ini.

Hal serupa juga dilakukan oleh pihak berwenang yang mewajibkan para pemilik internet kafe di sana mengumpulkan informasi klien mereka. Jika menolak, bisnis internet kafe itu bakal dihentikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar